Minggu, 20 Maret 2011

Bangkitlah Pemuda Islam

Ditulis oleh Musfi Yendra, S.IP Kamis, 08 Januari 2009 19:05
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi : 13). Dalam sejarah kebangkitan peradaban dunia pemuda (tentu juga pemudi) menjadi aspek kontibutif yang sangat penting. Hampir semua perubahan itu diusung oleh gerakan pemuda. Dengan kolaborasi potensi yang ada pada dirinya menjadi kekuatan yang terkalahkan. Semangat pantang menyerah plus arahan bijaksana oleh generasi tua.
Islam memberikan perhatian khusus terhadap pemuda. Sehingga target utama pembentukan perjuangan oleh Rasulullah adalah para pemuda. Mereka dibina oleh Rasulullah setiap hari di rumah Arqam bin Abi Arqam. Diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, yang paling muda ketika itu keduanya berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abi al Arqam (12), Abdullah bin Mas’ud (14) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqash (17) yang kelak menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Utsman bin Affan (20), Mush’ab bin Umair (24), Umar bin Khatab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), Bilal bin Rabbah (30), Abu Salamah (30), Abu Bakar Ash Shidiq (37), Hamzah bin Abdul Muthalib (42), Ubaidah bin al Harits, yang paling tua diantara semua sahabat yang berusia 50 tahun.

Para sahabat tersebut menjadi garda terdepan tegaknya Islam dimuka bumi, mereka mesin politik dakwah. Hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rasulullah pada fase syiriyatuddakwah dan jahriyatuddakwah waktu itu menggemparkan peradaban dunia. Segala macam tantangan dari kaum-kaum yang menentang berkembangnya Islam tidak sedikitpun menyurutkan langkah para pemuda-pemuda mulia tersebut. Peperangan dengan senjata (jihad qithal), ekspansi Islam terhadap wilayah-wilayah dunia, melakukan pendidikan terhadap umat (tarbiyah islamiyah) telah menjadi tugas utama assabiqunal awwalun.

Sungguh mereka telah menyimpan segudang kebanggaan dan kemuliaan, ilmu, kebudayaan, tatanan nilai dan prinsip. Mereka membina mental spiritual ummat, melenyapkan simbol-simbol paganisma serta menyemaikan benih-benih tauhid, keadilan, ukhuwah dan persamaan. Cucuran darah syuhada merupakan parfumnya. Tombak yang menancap di dada mereka adalah lambang kehormatan dan kemuliaan. Mereka mempertaruhkan nyawa demi membela agama.

Dalam sejarah berkembangnya Islam baik pada fase Nubuwwah bersama Rasul, kemudian fase khalifah urrasyidin dibawah empat khalifah, fase mulkan adhan kerajaan-kerajan Islam dan fase mulkan jabbariyan para penguasa menindas yang dikomandoi barat saat sekarang para pemuda Islam senantiasa tetap berjuang. Walaupun pada fase penguasa menindas ini banyak pemuda-pemuda yang keok tak berdaya karena kalah oleh perang pemikiran. Kita sadari perjuangan para sahabat-sahabat muda rasul yang penuh semangat telah memberikan hasil yang sangat luar biasa, hingga sampai pada generasi kita bisa hidup aman dan selamat dengan Islam.

Perubahan zaman pun tetap berjalan. Para generasi yang lahir dengan kharakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Trend yang berkembang dari seluruh aspek life style ternyata menjadi ancaman besar terhadap generasi muda Islam pada kehidupan akhir zaman ini. Gelombang degradasi moral menjadi momok yang menakutkan kalau tidak terselamatkan dengan cepat.

Syatilyn seorang orientalis dalam Buku Al ghraha alal `alaamil Islami dikutip oleh Muhammad Sayyid al Wakil mengatakan, “gelas dan artis mampu menghancurkan umat muhammad dari pada seribu meriam. Maka tenggelamkan umat Muhammad kedalam cinta materi dan shahwat”. Ideologi penggeraknya adalah Ideologi Zionosme yang didirikan oleh Theodore Herzl (Yahudi Austria) tahun 1897 menurut Shlomo Avineri dalam Buku The Making of Modren Zionism (Basic Books,1981) karena Herzl menguasai senjata terpenting yaitu, media massa, lobi dan public relation.

Penghancuran generasi muda Islam tidak lagi dengan siksaan-siksaan tetapi menggunakan buaian-buaian yang menghancurkan. Mereka sodori pemuda Islam dengan tontonan-tontonan cabul yang merusak akhlak. Mereka suguhi pemuda Islam dengan tontonanan sia-sia yang membuang-buang waktu para pemuda serta menjauhkan para pemuda dari agamanya. Hilanglah kebersihan orientasi, karena memperturutkan hawa nafsu. Hilanglah semangat mereka, karena menjadi generasi yang pemalas dan apatis.

Parahnya lagi realitas zaman telah menggerus karakter-karakter pemuda Islam dengan karakter-karakter pemuda paganis. Pemahaman ketauhidan mulai luntur dengan gerakan revolusi sekularian. Sehingga tidak sedikit pemuda Islam yang berafiliasi dalam gerbong pemikiran pembaharuan yang menyesatkan. Di lain sisi, ada juga kelompok-kelompok pemuda hipokrit yang seakan tenggelam dalam realitas modernisasi kehidupan. Mereka ber-euforia dengan kondisi yang ada, sehingga dalam diri mereka tidak ada sense of crisis yang mampu membangkitkan kesadaran moral mereka akan adanya kompleksitas permasalahan umat

Saatnya Bangkit

Kondisi yang semakin memprihatinkan ini menjadi cambuk besar terhadap pemuda Islam untuk tersadar, bangkit dan berjuang dari lingkaran setan kehidupan yang sia-sia. Sebagai pemuda Islam yang terlahir dengan kemuliaan, kita memiliki potensi yang sangat luar biasa. Pertama, pemuda memiliki keikhlasan, kemurnian orientasi perjuangan/ruhiyah. Kedua, pemuda memiliki semangat/hamasah. Ketiga, pemuda memiliki fisik yang kuat/jasadiyah. Keempat, pemuda memiliki intelektualitas /fikriyah. Semua potensi yang dimiliki semestinya diarahkan untuk perjuangan yang lebih untuk menjadi generasi Qur’ani pecinta Al Qur’an.

Menurut DR. Yusuf Qardhawi dalam buku Ash Shahwah Al Islamiyah Baina al Amal wa al Mahadzir (kebangkitan Islam antara harapan dan rintangan), beberapa aspek kebangkitan Islam kedepan yang harus di perjuangkan oleh terutama pemuda adalah; Pertama, kebangkitan pemikiran Kedua, kebangkitan perasaan dan emosi. Ketiga, kebangkitan amal dan perilaku. Keempat, kebangkitan peran wanita. Kelima, kebangkitan peran pemuda. Keenam, kebangkitan global.

Ada satu lagi fase terakhir yang akan dilewati sebelun kehidupan dunia ini berakhir, disebut dengan khilafah islamiyah manhaj nubuwwah. Islam akan menjadi peradaban terkahir dunia. Samuel Huntington dalam tesisnya yang berjudul “Benturan Antar Peradaban” menjelaskan bahwa Islam akan menjadi peradaban besar setelah kekuatan barat hancur. Kita pun sudah mulai melihat gejala-gejala kehancuran itu. Artinya saat ini kita sudah masuk fase transisi peradaban. Hitungan waktu akan terjadi suksesi peradaban itu. Disinilah diminta peran pemuda Islam berjuang menyongsong kebangkitan tersebut. Berkontribusi menjadi batu bata-batu bata yang akan menyusun peradaban yang didambakan ini. Ganjaran besar yang telah dijanjikan oleh Allah SWT adalah syurga dengan segala fasilitasnya. Yakinlah pada diri kita bahwa kita mampu menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh dan berpengaruh. Wallahu’alam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar